SangiaNews. Setiap suku daerah-daerah di Indonesia
memiliki keunikan seni hingga budaya masing-masing. Dengan itu bangsa
ini begitu kaya. Dari sisi bahasa, adat, hingga seni bela diri, kita
sungguh kaya.
Seni beladiri silat Muna atau lebih dikenal Ewa
Wuna yang berasal dari Kabupaten Muna yang diturunkan dari generasi ke
generasi merupakan salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya daerah
di Indonesia yang tidak hanya memiliki nilai-nilai historis tapi juga
terkandung spirit, kearifan bahkan sikap hidup.
Konon, Ewa Wuna dikembangkan oleh Baginda Lakilaponto (Raja Muna sekaligus Sultan Butun Pertama). Dialah yang menyebarkan ilmu dan seni beladiri ini hingga ke luar negeri seperti China. Dikisahkan, Raja Lakilaponto menyebarkan seni beladiri "Tinda Lalo" (Kejernihan Hati) yang merupakan dasar dari ilmu silat Muna. Bahkan dengan keberanian dan keperkasaannya, beliau menyebarkan dan mengajarkan seni bela diri miliknya ke seantero Asia.
Teknik dasar seni beladiri kung fu mengedepankan prinsip ketenangan bathin dan sikap hidup mengalir..
Diyakini kung fu China yang masyhur itu merupakan ajaran
seni beladiri Tinda Lalo. Ketika berada di biksu-biksu Wihara, Tinda
Lalo merupakan sikap hidup. Berada di tangan Ip Man, Tinda Lalo berubah
menjadi seni beladiri mumpuni. Di Muna sendiri, Tinda Lalo bahkan
mengilhami lahirnya berbagai bentuk seni beladiri yang salah satunya
adalah Ewa Wuna.
Advertisement
Sebagai arsitektur seni beladiri Tinda Lalo,
Baginda Lakilaponto memang dikenal sebagai Raja Pemberani. Beliau
berhasil membunuh La Bolontio yang dikenal sebagai perusuh dan pembajak
ketika itu. Beliau juga berhasil menggagalkan pembentukan Kerajaan
Laiwoi di Mekongga oleh Belanda. Dalam pertempuran 8 hari yang melegenda
itu (pertempuran halu oleo) beliau berhasil mengukir namanya di
nusantara.
Kini seni beladiri Ewa Wuna masih terpelihara dan senantiasa dipentaskan pada acara adat seperti acara Aqiqah maupun pernikahan. Andai saja Ewa Wuna dikemas dengan sentuhan pembangunan, spirit bahkan sikap hidup semacam ini bisa menjadi sumber bahkan semangat juang pembangunan daerah.
Wallahu alam bisawab [SRM]
Kini seni beladiri Ewa Wuna masih terpelihara dan senantiasa dipentaskan pada acara adat seperti acara Aqiqah maupun pernikahan. Andai saja Ewa Wuna dikemas dengan sentuhan pembangunan, spirit bahkan sikap hidup semacam ini bisa menjadi sumber bahkan semangat juang pembangunan daerah.
Wallahu alam bisawab [SRM]