Iklan

BudayaFeaturedRefleksiSosial

Sajak INGATAN | Madhy Kheken

Rochmady
Jumat, 16 Mei 2014, 12.30 WIB
Last Updated 2022-04-21T23:16:32Z WIB
Advertisement
Al insan Mokesano (Foto by Ilani)

Sajak INGATAN
Karya Madhy Kheken



Untukmu para aktivis jalanan '98

Ketika parlemen jalanan berdaulat
Ada yang berbisik-bisik, ada pula yang menelingkung
Sebagian tunduk dibawah ketiak penguasa jahat
Sejak dulu hingga kini mereka muncul didepan publik yang lagi bingung

Dulu..!
Mereka bicara atas nama rakyat yang pegangguran
Bicara atas nama mahasiswa yang tak bisa makan
Kebebasan yang ditekan habis-habisan
Hingga akhirnya menggeliat dan melawan

Berteriak lantang mengepalkan tangan dijalan-jalan
Membawa idealisme yang seolah tak pernah padam
Gelora perjuangan yang terus dikobarkan
Hingga rakyat bersimpati mengurai dendam

Tapi sayang sungguh malang perjuangan
Sejarah membuktikan tingkah si orator ulung
Bertopeng idealisme komprador kampungan
Berjubah intelektual seolah mumpuni nan agung

Diam-diam menyimpan hasrat yang membumbung
Hendak meraih kursi kuasa yang empuk itu
Lalu menghujat disana-sini dengan lantang
Menantang siapa yang jadi lawan di medan pemilu

Menebar teror informasi yang menyesatkan ingatan
Menginjak-injak kawan menyanjung tuan-puan
Menghardik lawan memuja tuan-puan
Demi kursi kekuasaan

Kawan..!
Bukalah ingatanmu sedalam-dalamnya
Lebarkan matamu seluas-luasnya
Camkan hingga kesum-sum anak cucumu
Bahwa mereka dulu bagian dari yang menentang itu

Kawan...!
Perjuangan itu untuk melawan komprador keparat
Mereka berselimut dibalik tragedi Reformasi 98
Kini mereka telah duduk di dewan rakyat
Lupa akan janji-janji reformasi yang terdepan

Kawan...!
Perjuangan ini belum usai
Melaksanakan kata-kata melawan tirani baru
Menghilangkan seluruh anasir-anasir jahat reformasi
Menguburnya dalam jantung NUSANTARA..!!!

[]




Catatan : Tulisan ini sebagai upaya menanggapi acara talk show @MataNajwa malam tanggal 15 Mei 2014 di MetroTV. Bagi saya sangat naif hanya menyebut Indra J. Piliang, Adian Napitupulu, Fahri Hamzah dan Fadli Zon dalam peristiwa Reformasi 98. Bukan untuk menisbikan mereka, melainkan untuk tujuan menghormati mereka yang tak tampil sebagai pahlawan disaat-saat ini (pasca reformasi). Mengapa? Karena begitu setahu saya, banyak mahasiswa yang tergabung dalam berbagai aliansi baik di daerah maupun pusat. Mereka menyatu padu dengan satu tujuan. REFORMASI..!!
 

Salam hormatku untuk kalian yang telah mendedikasikan hidup dan intelektualnya dalam gerakan reformasi 98. MERDEKA..!!